Direktorat Sistem Komunikasi Gelar Sosialisasi Sistem Seteksi Dini Untuk Pelayaran dan Penerbangan Wilayah Kerja Jawa Timur

Surabaya - Keberadaan Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) BASARNAS di Jawa Timur diharapkan dapat memberi rasa aman bagi masyarakat di sekitar Jawa Timur. Direktorat Sistem Komunikasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengadakan Sosialisasi Sistem Deteksi Dini, pada Kamis (08/06) untuk potensi SAR di wilayah Jawa Timur baik dari Instansi Pemerintah, organisasi kemasyarakatan termasuk perusahaan penyelenggara jasa pelayaran atau penerbangan dalam meningkatkan kesiapsiagaan dalam pelayanan SAR. 

Rangkaian acara ini diawali dengan sambutan oleh Kepala Kantor SAR Surabaya, M. Hariyadi, S.Sos. Pada sambutannya, Hariyadi menyampaikan rasa syukur atas diberikannya kesempatan kepada Kantor SAR Surabaya dapat menjadi tempat diadakaannya Sosialiasi Deteksi Dini. “Kami sangat menghargai partisipasi Bapak Ibu yang telah hadir untuk mengikuti Sosialisasi Deteksi Dini yang merupakan tanggung jawab bersama untuk berkomitmen melindungi keselamatan pelayaran, penerbangan, dan unsur jiwa manusia serta harta benda” lanjut Hariyadi. 

Direktur Sistem Komunikasi Basarnas, Brigadir Jenderal TNI Widjang Pranjoto dalam sambutannya pada pembukaan hari ini mengutarakan bahwa kegiatan ini memberikan gambaran tentang peralatan Sistem Deteksi Dini Basarnas yang dapat mendeteksi sinyal marabahaya dari radio beacon yang memancarkan sinyal pada frequensi 406 MHz.  Dijelaskan pula bahwa radio beacon ada 3 jenis, yaitu Emergency Locator Transmitter (ELT) yang digunakan dalam transportasi udara, Emergency Position Indicator Radio Beacon (EPIRB) yang digunakan dalam Transportasi Laut, dan Personal Locator Beacon  (PLB) yang digunakan untuk perorangan. Sinyal Marabahaya dapat dideteksi dengan cepat oleh Basarnas dan dan negara lain yang memiliki stasiun bumi yang Bernama Local User Terminal (LUT).

“Kecepatan pendeteksian ini merupakan salah satu cara dalam peningkatkan respon time, namun hal tersebut juga perlu data-data mengenai kode radio beacon, pemilik dan kontak person yang akan dihubungi Basarnas bila radio beacon tersebut aktif” lanjut Widjang.  

Pada kesempatan ini Widjang juga menghimbau kepada semua komponen yang memiliki aktifitas dengan resiko tinggi untuk menggunakan radio beacon seperti ELT, EPIRB atau PLB untuk meregistrasikan radio beacon yang dimiliki ke Basarnas secara gratis. “Dengan meregistrasikan radio beacon, secara tidak langsung bapak dan ibu hadirin sekalian telah berkontribusi dalam peningkatan response time Basarnas dan bisa berdampak pada meningkatnya jumlah korban yang dapat diselamatkan saat terjadi kecelakaan” imbuhnya. 

Pada sosialisasi ini peserta diberi materi mengenai Kebijakan Pencarian dan Pertolongan pada bidang Sistem Komunikasi di Indonesia serta materi Sosialisasi Deteksi Dini yang dibawakan oleh tim dari Direktorat Sistem Komunikasi Basarnas dan materi keselamatan pelayaran yang dibawakan oleh Amir Makbul, M.T., M.Mar., Kabid Penjagaan, Patroli, dan Penyidikan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Tidak hanya itu, tim Basarnas juga menunjukkan demonstrasi langsung terkait aktivasi dan pencarian sinyal marabahaya yang terpancar dari Beacon dengan menggunakan alat Direction Finder di area Bumi Surabaya City Resort. 
(hms)