

Surabaya – Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI F.H.B. Soelistyo, S.Sos, secara resmi menutup Operasi Pokok Pencarian dan Pertolongan terhadap Korban Musibah Pesawat Air Asia QZ8501 pada Selasa (3/3) tepat pukul 13.45 WIB. Penutupan operasi pokok ini disampaikan Kabasarnas setelah tercapai kesepakatan dengan para keluarga korban. {READMORE}
“Kemudian ada kesepakatan dengan pihak keluarga, maka tujuh hari setelah jeda waktu istirahat selama empat hari, kita akan melaksanakan operasi SAR yang sifatnya tambahan di luar operasi pokok, atau kita sebut dengan operasi harian,” kata Kabasarnas dihadapan para keluarga korban dan sejumlah wartawan yang meliput di gedung Mahameru Mapolda Jatim.
Kabasarnas mengatakan sesuai dengan janji kepada keluarga korban, tim SAR gabungan akan kembali bekerja maksimal dalam operasi harian selama tujuh hari tersebut. Namun ditemukan atau tidaknya korban, maka seluruh kegiatan operasi SAR akan diselesaikan.
Dalam operasi tambahan tersebut, selain kembali akan mengerahkan KN (Kapal Negara) SAR Purworejo, KN SAR Pacitan, dan Kapal Crest Onyx milik SKK Migas berikut dengan peralatan dan tim penyelam gabungan, Kabasarnas juga akan mengikutsertakan sejumlah penyelam tradisional untuk ikut melakukan pencarian korban.
Sebelum memberikan pernyataan resmi penutupan operasi kepada para wartawan, Kabasarnas yang didampingi oleh Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Tatang Zaenudin, Direktur Operasi Basarnas Marsma TNI S.B. Supriyadi, Direktur Sarana dan Prasarana Basarnas Laksma TNI Rudy Hendro, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Suprodjo W.S, CEO Air Asia Tony Fernandes, serta Presdir Indonesia Air Asia Suni Widyatmoko, melakukan pertemuan tertutup dengan keluarga korban.
Dalam pertemuan tersebut, Kabasarnas menampilkan video yang menggambarkan kerja tim SAR gabungan saat melakukan penyelaman guna mencari korban dan mengangkat body pesawat Air Asia QZ8501. Kabasarnas menjelaskan kepada keluarga korban bahwa pengangkatan body pesawat tersebut dilakukan karena diduga masih ada korban yang berada di dalamnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Biddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr. Budiyono, MARS., mengatakan tim DVI Polda Jatim bekerjasama dengan ahli DNA dari tim DVI Mabes Polri dan ahli Patologi Forensik UNAIR akan tetap bekerja melakukan identifikasi terhadap jenazah dan bagian tubuh jenazah yang diduda merupakan bagian dari korban Air Asia QZ8501 yang belum teridentifikasi, meskipun operasi pokok dan operasi harian telah selesai. (Lib)